Pendagogi dan Andragogi

Sabtu, 01 Juli 2017

Lingkup Aplikasi dan Isu-Isu Andragogi

1.      Lingkup Aplikasi
Baik secara konseptual maupun praktikal , andragogi berlaku bagi segala bentuk pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam rancangan program pelatihan organisasi, khususnya untuk dalam rancangan program pelatihan organisasi, khusunya untuk domain keterampilan lunak (soft skill) seperti pengembangan manajemen. Aplikasi andragogi berlaku di ruang ruang kursus, pelatihan , pembekalan, pembimbingan khsus, bimbingan profesional, pemberantasaan buta aksara, keaksaraan fungsional , dan lain lain.
Knowles memberikan contoh penerapan prinsip-prinsip andrgogi dengan desain pelatihan sebagai berikut:
  • Ada kebutuhan untuk menjelaskan mengapa hal hal tertentu yang diajarkan, misalnya, perintah tertentu , fungsi, operasi , dll.
  • Pengajaran harus berorientasi pada tugas yang bermakna , bukan menghafal.
  • Pengajaran harus mempertimbangkan berbagai latar belakang yang berbeda dari peserta didik.

Karena orang dewasa cenderung mandiri, pengajaran harus memungkinkan pembelajaran menemukan hal hal untuk diri mereka sendiri, memberikan bimbingan dan bantuan ketika ada kesalahan yang dibuat.
Asumsi-asumsi Knowles bagi pembelajaran orang dewasa :
  • Kebutuhan untuk tahu. Peserta didik perlu mengetahui mengapa mereka harus mempelajari sesuatu sebelum melakukan untuk pelajarannya.
  • Konsep diri. Peserta didik harus bertanggung jawab atas keputusan mereka sendiri
  • Peran pengalaman belajar. Peserta didik memiliki pengalaman hidup yang merupakan sumber terkaya baginya untuk belajar.
  • Kesiapan untuk belajar. Peserta didik siap untuk belajar hal hal ynag perlu mereka ketahu agar dapat mengatasi secara efektif situasi kedepannya.
  • Orientasi belajar, peserta didik termotivasi untuk belajar apabila merasa materi yang dipelajari akan membantu mereka menjalankan tugas tugas yang dihadapinya dengan situasi kehidupan mereka.

LIMA ISU
            Seperti dijelaskan sebelumnya , andragogi awalnya didefenisikan sebagai “seni dan ilmu” untuk membantu orang dewasa belajar. Belakanganini istilah andragoogi cenderung didefenisikan sebagai alternatif untuk pendagogi yang fokusnya mengacu pada pendidikan bagi siswa atau peserta didik dari segala usia. Model andragogis menegaskan lima isu akan dipertimbangkan dan dibahas dalam pembelajaran formal.
Lima isu adalah:
  • Memberikan kesempatan kepada peserta didik tahu mengapa ada sesuatu yang penting untuk dipelajari
  • Menunjukkan kepada peserta didik bagaiman mengarahkan diri mereka sendiri melalui informasi yang tersedia
  • Topik kegiatan belajar terkait pengalaman peserta didik.
  • Manusia tidak akan belajar sampai mereka siap dan termotivasi
  • Diperlukan upaya membantu mereka mengatasi hambatn, perilaku, dan keyakinan tentang belajar.

Antonim Pendagogi
     Adragogi adalah antonim atau kata yang berlawanan dengan pendagogi. Dalam pendagogi muncul kekhawatiran dengan transmii konten. Andragogi alah teori yang menjelaskan metode spesifik yang harus digunakan dalam pendidikan orang dewasa.
     Sebagai antonim pendagogi , praksis andragogi didasari atas asumsi sebagai berikut :
Pelajar atau warga belajar dewasa adalah sumber yang kaya untuk belajar bagi siswa atau warga belajar dewasa.
     Pengalaman belajar adalah sumber yang kaya untuk belajar bagi siswa atau warga belajar dewasa.
Orang orang dewasa mempelajari apa yang perlu mereka ketahui
   Pengalaman belajar harus didasarkan sekitar pengalaman , karena kinerja orang terpusat dalam pembelajaran mereka.
PERBEDAAN ANDRAGOGI DAN PENDAGOGI

Andragogi :
  1. Pembelajar disebut “peserta didik” atau “warga belajar”
  2. Gaya belajar independen
  3. Tujuan fleksibel
  4. Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi
  5. Menggunakan metode pelatihan aktif
  6. Pembelajaran mempengaruhi waktu dan kecepatan
  7. Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting
  8. Belajar terpusat pada masalah kehidupan nyata
  9. Peserta dianggap sebagai sumberdaya utama untuk ide ide dan contoh


Pendagogi :
  1. Pembelajar disebut “siswa” atau “anak didik”
  2. Gaya belajar dependen
  3. Tujuan dotentukan sebelumnya
  4. Diasumsikan bahwa siswa tak berpengalaman dan/atau kurang informasi
  5. Metode peatihan oasif, seperti metode kuliah/atau ceramah
  6. Guru mengontrol waktu dan kecepatan
  7. Peserta berkontribusi sedikit pengalaman
  8. Belajar terpusat pada isi atau pengetahuan teoritis
  9. Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide ide atau contoh

Psikologi Pendidikan : Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

SIAPAKAH ANAK YANG MENDERITA KETIDAKMAMPUAN ITU?
      Dahulu istilah “ ketidakamampuan” (disability) atau “cacat” (handicap) dapat dipakai bersama-sama, namun kini kedua istilah itu dibedakan. Disability adalah keterbatasan atau ketidakmampuan personal yang membatasi pelaksanaan fungsi seseorang. Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada seseorang yang menderita ketidakmampuan. Kondisi ini bisa disebabkan dari lingkungan fisik, masyarakat atau sikap orang itu sendiri.
    Para pendidik menggunakan istilah “children with disability” (anak yang menderita gangguan atau ketidakmampuan) ketimbang “ disabled children” (anak cacat). Tujuannya adalah memberi penekanan pada anakanya, bukan pada cacat atau ketidakmampuannya. Anak anak anak yang memiliki ketidakmampuan juga tidak lagi disebut sebagai handicapped (penyandang cacat) walaupun kondisi handicapping condition masih digunakan untuk mendeskripsikan hambatan belajar dan hambatan fungsi dari seseorang yang mengalami ketidakmampuan.
Kita akan mengelompokkan ketidakmampuan dan gangguan (disorder) sebagai berikut:

Gangguan Indra
            Gangguan indra mencakup gangguan penglihatan dan pendengaran.

Gangguan Penglihatan
     Beberapa murid mengalami problem penglihatan (visual) yang masih belum diperbaiki. Ada segelintir murid menderita gangguan visual yang serius dan dikategorikan rusak penglihatannya. Ini termasuk murid yang menderita low vision dan murid buta. Anak anak yang menderita low vision memiliki jarak pandang 20/70 dan 20/200 (dimana angka normal menurut skala SNELLEN 20/20) anak dengan low vision dapat membaca buku dengan huruf yang besar besar atau dengan kaca pembesar. Salah satu tugas penting untuk mengajar anak yang menderita gangguan penglihatan adalah menentukan modalitas (seperti pendengaran atau sentuhan)  yang dengannya murid dapat belajar dengan baik.

Gangguan Pendengaran
     Anak tuli secara lahir biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasanya. Banyak anak yang memiliki masalah pendengaran mendapatkan pengajaran tambahan diluar elas reguler.pendekatan pendidikan untuk membantu anak-anak yang mempunyai masalah ini terdiri dari dua kategori : pendekatan oral dan pendekatan manual. Pendekatan oral antara lainmenggunakan metode membaca gerak bibir , speech reading (menggunakan alat visual untuuk membaca), dan sejenisnya. Pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jari (finger speeling)

Gangguan Fisik
Gangguan fisik antara lain adalah :

Gangguan Ortopedik. Gangguan ortopedik biasanay berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada amasalah di otot , tulang, atau sendi.

Cerebral Palsy, adalah gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sanat lemah dan goyah (shaking) , atau bicaranya tidak jelas.

Gangguan Kejang-kejang. Jenis yang paling kerap dijumpai adalah epilepsi , gannguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang kejang.

Retardasi Mental
          retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan ( biasanya nilai IQ-nya dibawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari hari. IQ rendah dankemampuan beradaptasi yang rendah biasanya tampak sejak kanak kanak , dan tidak tampak pada periode normal, dan keadan retardasi ini bukan disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit atau cedera otak.
Penyebab. Retardasi mental disebabkan oleh faktor genetik dan kerusakan otak.

Faktor genetik
Bentuk yang paling umum dari retardasi mental adalah Down Syndrome yaitu bentuk retradasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat adanya kromosom ekstra (kromosom ke 47)
Fragile X Syndrome
Bentuk retradasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat dari kromosom x yang tidak normal.
Fetal alcohol syndrome
Serangkaian ketidaknormalan , termasuk retradasi mental dan ketidormalan bentuk wajah yang menimpa anak dari ibu yang suka minum minuma beralkohol selama masa kehamilan.

Gangguan Bicara dan Bahasa
Sejumlah masalah problem bicara dan problem bahasa.

Gangguan Artikulasi, problem dalam melafalkan suara secara benar.

Gangguan Suara , gangguan dalam menghasilkan ucapan , yakni ucapan yang keras , kencang , terlalu keras, terlalu tinggi , atau terlalu rendah nadanya.

Gangguan Kefasihan, gangguan yang biasanya disebut “gagap.”

Gangguan Bahasa , kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa ekspresif anak.

Bahasa Reseptif , resepsi atau penerimaan dan pemahaman bahasa

Bahasa Ekspresif , kemampuan menggunaka  bahasa untuk mengekspresikan pemikiran dan berkomunikasi denganorang lain.

Ketidakmampuan Belajar
Learning disability , ketidakmampuan dimana anak (1) punya intelegensi normal atau diatas rata rata, (2) kesulitan setidaknya dalam satu atau lebih mata oelajaran ; dan (3) tidak punya problem atau gangguan lain , seperti retradasi mental, yang menyebabkan kesulitan.
Dyslexia , kerusakan berat dalam kemampuan membaca dan mengeja.

Attention Deficit Hyperactivity Dosprder
ADHD adalah bentuk ketidakmampuan anak yang ciri cirinya antara lain; (1) kurang perhatian, (2) hiperaktif dan (3) impulsif. Anak yang kurang perhatian (inattentive) sulit berkonsentrasi pada satu hal dan mungkin cepat bosan mengerjakan tugas. Anak hiperaktif menunjukkan level aktovotas yang tinggi , hampir selalu bergerak. Anak impulsif sulit mengendalikan reaksinya dan ganpang bertindak tampak berpikir panjang. Anak yang menunjukkan gejala ADHD bisa di diagnosis sebagai: (1) ADHD dengankecenderungan lebih pada kurang perhatian, (2) ADHD dengan kecenderungan lebih pada hiperaktif /impulsif (3) ADHD dengan kecenderungan baik itu kurang perhatian maupun hiperkatif/impulsif.

Gangguan Perilaku dan Emosional
            Adalah problem serius dan terus menerus yang berkaitan dengan hubungan agresi , depresi , ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah juga berhubungan dengan karakteristik sosial emosional.

Perilaku agresif diluar Kontrol. Beberapa anak yang digolongka memiliki gangguan emosional serius dan melakukan tindakan yang mengganggu , agresif , membangkang atau membahayakan.

Depresi , adalah jenis gangguan mood dimana pengidapnya merasa dirinya tak berhaga sama sekali , percaya bahwa keadaan tidak akan pernah membaik, dan tampak lesu dan tidak bersemangat dalam jangka waktu yang lama. .
















Psikologi Pendidikan : Pengelolaan Kelas

MENGAPA KELAS PERLU DIKELOLA SECARA EFEKTIF
    Manajemen kelas yang eektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Para pakar melaporkan bahwa da perbahan pemikirna tentang cara terbaik mengelola kelas, dalam pandangan lama , menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk atasmengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri. Manajemen kelas yang mengorientasikan murid pada sikap pasif dan patuh pada aturan ketat dapat melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran aktif , pemikiran dan konstruksi pengetahuan sosial.

Kelas Padat, Kompleks, dan Berpotensi Kacau
     Dalam menganalisis lingkungan kelas, Walter Doyle (1986) mendeskripsikan enamkarakteristik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya :
  1.   Kelas adalah multidimensional. Kelas adalah setting untuk banyak beraktifitas mulai dari aktivitas akademik seperti membaca ,menulis,matematika sampai aktivitas sosial , seperti bermain , berkomunikasi dengan teman , dan berdebat. Guru harus mencatat jadwal dan membuat murid menurutu dengan jadwal
  2.   Aktivitas terjadi secara simultan
  3.  Hal-hal terjadi secara cepat . kejadian seringkali terjai dikelas dan membutuhkan respon yang cepat.
  4. Kejadian seringkali tidak bisa dipresiksi.
  5.  Hanya ada sedikit privasi
  6.  Kelas punya sejarah.

Penekanan pada Instruksi dan Suasana Kelas yang Positif
     Dahulu , sekolah menekankan pada disiplin. Kini, yang ditekankan adalah cara mengembangkan dan memelihara lingkungan kelas yang positif dan mendukung pembelajaran. Ini menggunakan startegi proaktif preventif, bukanmenggunakan taktik disipliner reaktif.
    Para peneliti di bidang psikologi pendidikan senantiasa menemukan bahwa guru yang membimbing danmenata kegiatan kelas secara kompeten jauh lebih efektif dibandingkan guru yang hanya menkankan pda disiplin.

Tujuan dari Startegi Manajemen
     Manajemen kelas yang efektif punya dua tujuan: membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan, dan mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional.

Mendesain Lingkungan Fisik Kelas

Prinsip Penataan Kelas
Berikut ini empat prinsip dasar yang dapat anda pakai untu menata kelas anda
  • Kurangi  kepadatan di tempat lalu lalang.
  •   Pastikan bahwa anda dapat dengan mudah melihat semua murid
  • Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses
  • Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua persentasi kelas.

Gaya Penataan

Penataan Kelas Standar.

Gaya auditorium tradisional, semua murid duduk menghadap guru
Gaya tatap muka,(face to face) , murid saling mengahap
Gaya off-set, sejumlah murid (biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain
Gaya seminar, sejumlah besar murid (10 atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran atau persebi dalam bentuk U
Gaya klaster (cluster) , sejumlah murid biasanya empat sampai delapan anak bekerja dalam kelompk kecil.

MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG POSITIF UNTUK PEMBELAJARAN

Strategi Umum

Menggunakan gaya Otoratif. Gaya manajemen kelas otoratif . Seperti orangtua yang otoratif, guru yang otoratif cendenrung akan punya murid yang mandiri , tidak cepat puas, mau bekerja sama denganteman, dan menunjukkan penghargaan diri yang tinggi. Strategi manajemen kelas yang otoratif akan mendorong murid untuk menjadi pemikir yang indpenden dan pelaku yang independen tapi strategi in masih menggunakan sedikit monitoring murid.

Gaya manajemen kelas otoritarian adalah gaya restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaa ketertiban dikelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran. Guru otoriter sangat mengekang dan mengontrol murid dan tidak melakukan banyak percakapn dengan merela. Kelas otoritarian cenderung pasif , tidak mau membuat inisiatif aktivitas, mengekspresikan kekhawatiran perbandingan sosial, dan memiliki keterampilan berkomunikasi yang buruk.

Gaya manajemen kelas yang permisif , memberi banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilau mereka.

Mengelola aktivtias Kelas Secara Efektif

Kounin menyimpulkan bahwa guru yang efektif berbeda dengan guruyang tidak efektif buka dalam cara mereka merepon perilaku menyimpang murid, tetapi berbeda dalam cara mereka mengelola aktivitas kelompk secara kompeten. 

Testimoni Selama Perkuliahan Pendidikan

Minggu, 09 April 2017

Bagi saya mata kuliah cukup menarik , karena membahas peran psikologi dalam dunia pendidikan . awalnya saya mengira matakuliah ini biasa saja namun setelah beberapa kali pertemuan saya sadar bahwa matakuliah ini sangat penting dalam mempengaruhi perkembangan kita. dalam metode belajar selama kuliah juga cukup efektif karena selalu memberikan tugas langsung , yang membuat kita mengerti dari maksud apa yang telah dijelaskan selama perkuliahan berlangsung , walaupun ada beberapa kesulitan seperti miskomunikasi . dan mengenai tugas tentang penelitian hal ini cukup menarik karena kami melakukan observasi untuk pertama kalinya dan memperhatikan apa yang sudah di pelajari , ini cukup membantu kami dalam memahami psikologi pendidikan itu sendiri :)

Observasi : Peran Metode Learner Center dan Motivasi pada Anak Usia Sekolah Dasar



Tugas mini proyek Kelompok 4
Rhesya Nurvianty                   16-029
Sri Ulfa                                   16-040
Nada Salsabila                        16-043
Risti Devi Mawarny               16-044
Muftyanti Arishwandini         16-065
Shyntia E. Putri Pasaribu       16-073
Angel Muliana Tumanggor    16-074

Topik :  Peran Motivasi dalam proses belajar dan pengaplikasian Learner-Center pada siswa

Judul : Peran metode Learner-Center dan Motivasi pada Anak Usia Sekolah Dasar


PERENCANAAN
Pendahuluan
Proses belajar dan mengajar merupakan hal yang tidak asing lagi untuk di dengar. Berbicara tentang belajar dan mengajar juga berbicara tentang sesuatu yang tak pernah barakhir sejak manusia ada dan berkembang di muka bumi sampai akhir hayat nanti. Oleh karena itu, sekolah merupakan sistem yang hidup dan bertugas untuk memenuhi fungsi dasar pembelajaran bagi penerima utama (murid) dan juga bagi orang lain yang mendukung proses pembelajaran (yang mencakup guru, pegawai, orang tua, dan anggota komunitas lainnya).
Terlepas akan hal tersebut, sistem pembelajaran di masa ini menganjurkan agar siswa berperan lebih aktif dari pada guru dimana guru hanya berperan sebagai pemeberi motivasi, atau yang kita kenal dengan learner-centered. Prinsip learner-centered ini mendorong guru untuk membantu murid secara aktif mengkonstruksi pemahaman murid, menentukan tujuan dan rencana, berpikir mendalam dan kreatif, memantau pembelajaran murid, memecahkan pro-positif dan mengontrol emosi, memotivasi diri sendiri, belajar sesuai dengan level perkembangan, bekerja sama secara efektif dengan orang lain (termasuk orang yang bebeda latar belakang), mengevaluasi preferensi murid dan memenuhi standar. Selain program Learner-Centered perlu adanya Motivasi yang menjadi proses pemberi semnagat, arah, dan kegigihan perilaku si muird. Dan motivasi ini merupakan komponen utama dari prinsip Learner-centered., sehingga topik yang kami ambil dalam observasi yang kami lakukan di Sekolah Dasar (SD) Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah ini adalah tentang “Metode pembelajaran Learner-centered dan Perspektif dari Motivasi.”
Dengan adanya kedua hal tersebut di dalam sistem pembelajaran di sekolah, akan sangat membantu tumbuh kembangnya kreativitas si anak dan sangat berguna untuk proses pembelajaran selanjutnya. Karena pada zaman yang modern ini, para anak di usia sekolah sangat di tuntut untuk melakukan segalanya dengan lebih baik untuk dapat bersaing dengan orang-orang di luar negaranya sendiri.
Objek yang digunakan di dalam penelitian ini adalah murid kelas dua (2), tiga (3), dan lima (5) SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah. Pada 3 kelas ini, kami melakukan penelitian untuk mengetahui bagaiamana metode pembelajaran dengan Learner-Centered di dalam ketiga kelas tersebut, dan sejauh mana motivasi-motivasi yang dimiliki oleh setiap peserta didik di dalam ketiga kelas tersebut.

LANDASAN TEORI

Pendidikan merupakan komponen penting dan juga merupakan investasi jangka panjang bagi kehidupan seseorang. Pendidikan yang berhasil akan menciptakan individu yang baik dan berguna bagi masyarakat, sehingga pendidikan merupakan wadah yang baik untuk mencetak individu-individu yang dapat diterima masyarakat.
Oleh karena itu, motivasi belajar sangat dibutuhkan untuk membantu keberhasilan pendidikan bagi anak murid. Upaya guru dibutuhkan untuk dapat meningkatkan minat siswa dalam hal belajar. Menurut buku Santrock, Motivasi merupakan proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Terdapat beberapa perspektif tentang motivasi :

1.      Perspektif Behavioral
Perspektif behavioral menekankan pada imbalan dan hukuman ekstrenal yang dinilai merupakan kunci dalam mengarahkan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif maupun negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Bentuk insentif yang dapat dipakai oleh guru didalam kelas adalah nilai yang baik, tanda bintang, ataupun pujian. Insentif lainnya antara lain memberi penghargaan atau pengakuan pada murid.

2.      Perspektif Humanistis
Perspektif Humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka. Perspektif ini berkaitan dengan pandangan Abraham Maslow yaitu hierarki kebutuhan. Teori Maslow ini menimbulkan diskusi tentang urutan motivasi dalam kehidupan murid dan guru. Namun, tidak semua orang setuju dengan pandangan ini. Misalnya, bagi beberapa murid kebutuhan kognitif mungkin lebih fundamental ketimbang kebutuhan harga diri. Murid lain mungkin memenuhi kebutuhan kognitif mereka walaupun mereka belum merasaan cinta dan rasa memiliki.

3.      Persepektif Kognitif
Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Minat ini berfokus kepada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, persepsi tentang sebab-sebab kesuksesan dan kegagalan, dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat memgontrol lingkungan mereka secara efektif.

4.      Perspektif Sosial

Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Ini membutuhkan pembetukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang sangat hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu dengan teman, kawan dekat, ketertarikan mereka dengan orangtua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
Terdapat beberapa strategi menurut perspektif kognitif untuk meningkatkan motivasi murid untuk meraih sesuatu atau berprestasi. Ada dua cara, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
a.       Motivasi Intrinstik merupakan motivasi internal dari dalam diri kita untuk melakukan sesuatu demi tujuan sendiri
b.      Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Motivasi ekstrinsik ini sering dipengaruhi oleh insentif ataupun hukuman.
Perencanaan dan Instruksi yang digunakan guru dalam metode pembelajaran yang akan digunakannya didalam kelas juga merupakan aspek yang penting dalam memberikan pembelajaran bagi siswa. Instruksi dan perencanaan learned-center adalah pada siswa, bukan pada guru. Pendekatan ini menekankan pembelajaran dan pelajar yang aktif dan reflektif. Prinsip ini dinilai paling baik bagi beberapa ahli karena dapat memicu murid untuk lebih aktif dan juga reflektif. Prinsip Learner center dikembangkan oleh American Psychological Association dan dikembangkan dengan mengklasifikasikan beberapa faktor, yaitu : kognitif dan metakognitif,  motivasi dan emosional, sosial dan developmental, dan faktor perbedaan individu.
Berdasarkan teori-teori diatas, kelompok kami ingin mengatahui motivasi apa sajakah dan apakah prinsip learner-centered itu diterapkan di SD Shafiyyatul Amaliyyah.

Alat atau Bahan
·         Camera Handphone
·         Buku
·         Pulpen
Objek atau Subjek

Sampel Penelitian: Siswa dan Guru Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah , dengan subjek penelitian adalah anak SD yaitu kelas reguler  2 , 3 dan 5 , jumlah total yang di observasi 70 siswa dan 3 guru .


Jadwal Pelaksanaan Penelitian:

Uraian
Maret
April


24
25
26
27
28
29
30
31
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Diskusi Pemilihan Topik

















Diskusi Pemilihan Judul dan Teori

















Menanyakan kesediaan sekolah untuk diteliti

















Observasi

















Pengolahan Data

















Diskusi dengan Dosen

















Diskusi Kelompok

















Posting Blog


















Tanggal 28 Maret        : mendiskusikan pemilihan topik yang akan diambil dalam observasi
Tanggal 24 Maret        : memilih judul untuk Penelitian
Tanggal 24 dan 25 Maret : menanyakan kesediaan sekolah untuk melakukan penelitian
Tanggal 05 April         : observasi mulai dilakukan
Tanggal 6-8 April        : melakukan pengolahan data data yang telah dikumpulkan untuk ditinjau dan di susun lebih lanjut
Tanggal 24 Maret        : diskusi dengan dosen
Tanggal 24, 28 Maret
dan tanggal 1-5 April  :  adalah diskusi kelompok mengenai waktu dan penyusunan observasi
tanggal 09 April : memposting hasil observasi ke blog



PELAKSANAAN

Observasi dilakukan pada tanggal 05 April 2017 pada hari Rabu, kelompok berangkat dari rumah masing masing sekitar pukul tujuh dan berada di kampus jam 07.15 sampai 07.30 sebelum berangkat menuju tempat observasi kami sudah lebih dahulu menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam observas.Kelompok tiba di sekolah pada pukul 08.00 wib. karena kami sudah mengirimkan surat izin sebelumnya maka kami tidak perlu menunggu waktu yang lama namun kami tetap harus meminta izin untuk masuk kelas dan kami diberikan bet yang menyatakan bahwa kami adalah tamu. kelompok kami beranggotakan tujuh orang yang kemudian dibagi lagi sebanyak 3 kelompok untuk mengamati sampel sebanyak tiga kelas, dalam kelas 2 sebanyak dua orang, kelas 3 sebanyak tiga orang dan kelas 5 sebanyak dua orang.
Saat sampai dikelas, kami diberikan izin untuk menjelaskan sedikit tujuan kedatangan kami dan untuk menyapa para siswa setelah diizinkan kami pun mengamati keadaan kelas, bagaimana proses belajar mengajar, perilaku murid dan interaksi timbal balik antara murid dan guru. Kelompok yang mengobservasi kelas 2 dan 3 hanya mengamati murid selama satu mata pelajaran saja, kurang
 -2 orang ( Nada dan Sri Ulfa) mengobservasi peserta didik kelas 2
-3 orang ( Shyntia, Angel, dan Resya) mengobservasi peserta didik kelas 3
-2 orang (Muftiyanti dan Risti) mengobservasi peserta didik kelas 5
Pada kelas 5 saat itu mata pelajaran yang diuji adalah IPS sedangkan kelas 3 adalah seni musik , setelah mengobservasi selama satu setengah jam (sampai bel istirahat) kelompok pun pamit untuk menyudahi  kegiatan observasi di kelas itu dan mengucapkan terimakasi atas ketersediaannya peserta didik dan pengajar , dan diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai dokumentasi penelitian.

PELAPORAN dan EVALUASI

Laporan

1.Jadwal Kegiatan (Rabu, 05 April 2017)
07.15 - 07.30  : Bel pertama berbunyi , berbaris di depan , mengucapkan ikrar santri , membaca surah surah pendek
07.30 – 09.15 : sesi kelas pertama
09.15 - 09.45  : Sholat Dhuha dan istirahat
09.45 -   12.00  : sesi pelajaran kedua

2. Sistematika Observasi

Kelompok tiba di Yayasan Syafiatul Amaliah pada pukul 07.15 . dan kami membagi kelompok untuk masuk ke 3 kelas ,  anak anak sudah berada di ruang kelas dan membaca surah surah pendek . Kelas berkapasitas 23 orang namun yang hadir hanya 20 orang pada hari Rabu 05 April 2017 , masing masing kelas dipimpin oleh seorang guru.

1.      Untuk kelas 5  metode pengajaran yang dilakukan sang pengajar adalah metode ceramah dan juga sesekali menggunakan tampilan video untuk lebih memudahkan murid dalam memahami materi. Sesi ceramah ini berlangsung sekitar setengah jam , kemudian di akhir pelajaran guru memberikan kuis sebanyak 10 soal pada murid tentang materi yang dibahas tadi , selanjutnya pengajar memberikan kuis tanya jawab sebagai tambahan nilai bagi murid yang mampu mejawabnya.
Dalam hal motivasi pada murid ada beberapa tindakan yang membuat murid ter motivasi selama pelajaran berlangsung
·         Perspektif Behavioral
Dalam suasana kelas tersebut pengajar melakukan metode kuis dengan imbalan nilai setelah menyelesaikan materi tersebut , dan juga melakukan sesi kuis tanya jawab dengan reward tambahan niali bagi siapa yang bisa menjawab pertanyaan yang diajukan.

·         Dalam perspektif Humanistik
Dalam pengamatan tersebut sang pengajar mampu mendorong murid untuk berusaha menjawab pertanyaan yang diajukan dan memberi kesempatan dan bantuan bagi murid yang agak lama dalam memahami pelajaran untuk ikut menjawab pertanyaan sehingga mereka akan berlomba lomba untuk mencoba menjawab pertanyaan tersebut.

2.      Pada kelas 3 metode pengajaran yang digunakan memakai prinsipe learner center :
·         faktor kognitif dan Metakognitif
a. Sifat proses pembelajaran: pelajar yang sukses adalah pelajar yang aktif, punya tujuan, dan mampu mengatur diri sendiri dan juga mau bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri.
Contoh: Murid yang bernama Santika kelas 3 di YPSA ini adalah seorang murid yang sangat aktif, dia dapat memainkan musik sendiri ketika disuruh dan belajar sendiri untuk memainkan alat musik tersebut sampai bisa.

b. Tujuan proses pembelajaran:  Miss Wiwik selalu mengulang apa yang diajarkannya kepada murid yang berkapasitas 21 orang tersebut, agar mereka semua bisa.

c. Konstruksi pengetahuan: Pelajar yang  sukses bisa menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan cara yang megandung makna tertentu.
Contoh: Sebelumnya Miss Wiwik sudah mengajarkan penggunaan not kepada murid di kelas 3 A, sehingga rata-rata mereka dapat belajar not dengan memainkan alat musik pianika.
Dan ditemukan pula bentuk bentuk motivasi yang terjadi selama pembelajaran pada murid murid, yaitu :

a. Pengaruh motivasi dan emosi terhadap pembelajaran
Contoh: Setelah Miss Wiwik selalu menegur salah seorang murid secara terus-menerus, sebut aja si B. Si B ini menjadi emosi , tampak dari sikap nya yang menekan pianika tersebut dengan asal-asalan. Sehingga emosi si B yang digambarkan dengan kemarahannya ini melemahkan proses pembelajarannya.

b. Motivasi instrinsik untuk belajar.
 Seperti yang sudah diutarakan pada contoh sebelumnya, Santika adalah seorang murid yang aktif, dan dia sangat berusaha keras untuk dapat mengetahui pembelajaran pada hari itu. Tampak bahwasanya itu merupakan motivasi intrinsik dari dirinya, karena dari hasil pengamatan dia sangat bersemangat pada mata pelajaran seni tersebut. Hal ini merupakan salah satu contoh motivasi intrinsik dari murid tersebut.

c. Efek motivasi terhadap usaha.:
 Miss Wiwik selalu memberikan semangat berupa kata-kata “bagus” kepada setiap murid yang bisa memainkan alat musik pianika dengan sendiri. Dalam hal ini, setiap usaha si anak diberikan reward (penghargaan)
3.      Untuk kelas 2 ,  metode peajaran yang digunakan adalah metode ceramah , guru menerangkan secara lisan kepada siswa tentang apa yang akan dipelajari untuk mencapai tujuan agar siswa cepat mengerti. Dengan ceramah guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi siswa nya.
Dalam segi perspektif motivasi sebagai berikut :

·         Perspektif Behavioral
Di dalam kelas pengajar memberikan latihan soal berbentuk kuis pada siswa dengan imbalan jika dapat menjawab dengan benar makan akan diberi reward berbentuk bintang dibukunya.
  
·         Dalam perspektif Kognitif
Dapat kita amati di sini pengajar memberikan latihan soal dengan siswa dan mereka sangat antusias mendengarkan arahan dari guru. Bagi siswa yang dapat menjawab nya dengan tepat diberikan reward, ini akan membuat efek postif bagi siswa lainnya dan akan menumbuhkan motivasi untuk mencoba menjawab nya juga.

·         Perspektif Sosial
Di sini mereka dapat lebih dekat dengan pengajar karena sering adanya komunikasi dan hubungan yang baik antara pengajar dan siswa. Karena bagi siswa guru itu adalah orangtua kedua setelah ibu dan ayah mereka di rumah.


Evaluasi
Tugas ini seharusnya sudah di mulai pada bulan maret, tetapi karena adanya beberapa halangan seperti begitu banyaknya tugas kuliah, dan beberapa kegiatan lainnya, hingga kurangnya waktu untuk berdiskusi dengan kelompok, maka tugas ini pun sempat tertunda. Akhirnya sebelum UTS pada tgl 8 April kelompok baru memiliki waktu untuk menyelesaikan tugas ini.
Perencanaan awal yang sudah dilakukan cukup  sempurna dan terstruktur, tetapi dalam pelaksanaannya terjadi beberapa kendala. Misalnya observasi diharapkan dapat di mulai pada bulan maret, tetapi pemimpin Yayasan pendidikan Shofiyatul Amaliyah baru memberikan izin pada tgl 4 April. Pada hari-H nya pihak sekolah memberikan waktu kepada kami untuk memasuki kelas dengan waktu 15-30 menit, walaupun kami berhasil memaksimalkan waktu menjadi sekitar satu jam . Secara keseluruhan, tugas observasi ini telah berjalan dengan lancar meskipun terdapat beberapa kendala dan hambatan dalam pelaksanaannya.


POSTER











TESTIMONI
Shyntia (16-073) : Tugas observasi tentang leraner-centered dan motivasi untuk anak SD ini merupakan suatu pengalaman baru bagi saya. Dan saya sangat senang melakukan observasi ini ,karena dapat melihat bagaimana proses belajar dan mengajar pada anak-anak di pendidikan sekolah dasar dimana murid-murid yang di observasi masih sangat lucu dan imut. yah, meski ujung-ujungnya akan mengerjakan laporan observasi sih. heheh. Tapi tidak mengapa, karena hal  ini akan menambah wawasan bagi saya sendiri tentang bagaimana cara menyusun laporan hasil observasi.

Angel Muliana Tumanggor (161301074)
            Sebenarnya saya sudah sering melihat bagaimana keadaan siswa-siswi sekolah dasar tetapi pada observasi kali inilah saya baru mengerti bagaimana interaksi tersebut terjadi, motivasi apa yang ada dalam siswa-siswi dan bagaimana proses belajar mengajar siswa-siswi Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Syafiyyatul Amaliyyah. Cukup banyak kendala yang kelompok kami alami namun akhirnya kami dapat melaksanakan observasi ini dengan baik dan lancar. Menurut saya melalui mata kuliah psikoloogi pendidikan ini banyak ilmu yang bisa didapat, pengetahuan yang bertambah membuat saya jadi memahami banyak hal tentang perilaku seorang siswa dan tentu saja menambah pengalaman saya J

Rhesya N. (16-029):  Menurut saya, tugas observasi ini memberikan saya lebih banyak ilmu dan memudahkan saya untuk lebih memahami pengaplikasian teori-teori psikologi pendidikan dalam dunia pendidikan, terutama dalam hal pengajaran dan pembelajaran.

Risti Devi Mawarny (16-044) : dalam hal ini melakukan sebuah observasi adalah hal yang baru bagi saya , awalnya sedikit cemas apakah kami bisa melakukan observasi ini dengan baik mengingat ada masalah pada surat izin yang memakan waktu sedikit lama juga dari pihak sekolah yang memberikan kepastian yang cukup lama, dimana kelompk lain sudah mulai observasi dan kami belum , namun begitu di hari H saya semakin bersemangat untuk mencoba hal baru ini , dan ini sungguh menyenangkan walaupun sedikit ribet diawal dan akhir , namun ini menambah ilmu bagi saya.

Muftyanti Ariswandini (16-065) :
Menurut sya tugas obs ini mrupkn tugas yg sru dn menrik. Dmna dlm plksanaan tugas ini kami mndpt tntgn yg cukup brt, mulai dri survey ke skolah untk mnyakan ktersdiaan skolah, mngurus surt izin smpai dgn mlakukan obs. Ketika srt izin tlh diterima, kmi jga mnglmi sdkt cekcok dlam mnntukan judul obs dan lndasan teori obs. Namun smua pristwa tsb mngjrkn kami untk ttp bkrjsma, mngndlikn ego satu sma lain dan mnjalin krsma lbih baik lgi. Tugas ini mrupkn tgs prtma bagi kmi yg brhbgn dgn lingkungan luar. Dlm tgas ini kmi mndptkn bnyk pljaran, sprti mnjlin hub dgn kepla skloh dan stff pngjr dan mnjlin krjasma dgn objek. Pengalmn ini mrupkn pngalaman mnarik yg mmbuat kami mmpu mngaplikasikan secara lgsng materi psi pddkn yg sdh kami pljari

Sri Ulfa (16-040)
Menurut saya tugas observasi ini sangat berguna bagi saya karena dapat  menambah wawasan saya dan juga pengalaman saya. Pengalaman bisa bercengkrama dan berinteraksi langsung dengan anak-anak SD di YPSA, dan juga bisa bermain bersama mereka. Dan dapat mempermudah saya untuk lebih mengetahui pengaplikasian teori psikologi pendidikan di dunia pendidikan.










 Daftar Pustaka 

Santrock.J.W.2004.Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Prenada Media Group